Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

50 Fakta Kehamilan (BAGIAN 4)

Tak terasa serial  50 Fakta Kehamilan sudah memasuki bagian keempat. Kali ini akan kami bagikan 5 fakta berikutnya mengenai kehamilan. Silakan membaca, semoga bermanfaat.


16. Risiko Keguguran 
 
Flek saat kehamilan di bawah usia 20 minggu adalah ancaman keguguran, sehingga setiap kejadian flek-flek di bawah usia kehamilan 20 minggu disebut sebagai ancaman keguguguran atau dalam istilah medis abortus imminent. beberapa faktor risiko yang meningkatkan kemungkinan keguguran adalah merokok, minum alkohol, penggunaan narkoba, kejadian keguguran sebelumnya, usia ibu di atas 35 tahun, obesitas (kegemukan) atau terlalu kurus, dan minum kopi lebih dari 8 cangkir sehari.
17. Kehamilan di Usia Remaja pun Berisiko
Setiap hari, 20 ribu perempuan di bawah usia 18 tahun yang tinggal di negara berkembang melahirkan. Kerap kali kehamilan di usia dini merupakan kehamilan yang tidak diinginkan. Akibat kehamilan di usia dini, banyak remaja putri yang akhirnya memilih untuk tidak melanjutkan pendidikannya. Karena itu peluang mereka untuk mendapat pekerjaan yang layak pun menjadi berkurang, dan bisa jadi mereka dikucilkan di masyarakat. Risiko yang paling parah adalah kematian ibu karena alat reproduksi yang belum sempurna benar. 




18. Kehamilan di Usia Terlalu Tua Berisiko
Seiring bertambahnya usia, hamil di usia yang terlalu tua dapat mengakibatkan komplikasi kehamilan dan janin. Menurut seorang Associate Professor di Victoria University yaitu Mary Carolan menuturkan bahwa
wanita hamil di usia tua berisiko memiliki anak dengan sindroma Down. "Komplikasi kehamilan dan janin kemungkinan akan berisiko ke ibu atau anak. Bisa lahirkan anak yang cacat, atau bahkan memicu kematian ibu," ujar dr Nurdadi Saleh SpOG, Ketua Umum Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi Indonesia (POGI).





19. Emosi Ibu Berkaitan dengan Janin
Perlu diketahui, emosi manusia memengaruhi detak jantung. Maka dalam keadaan stres, detak jantung pun berubah. Selain itu, kondisi emosional ibu hamil juga memiliki pengaruh terhadap kondisi perubahan pembuluh darah. Akibatnya saat kondisi ibu tegang, suplai darah ke janin terganggu. "Getaran yang diterima janin berupa detak jantung ibu juga mengalami perubahan. Sehingga, dengan begitu emosi negatif yang dialami ibu akan direkam oleh janin," ungkap Anne Gracia, praktisi neurosains terapan. Bahkan, ada penelitian yang menyatakan bahwa stres yang terjadi pada ibu saat hamil dapat mengakibatkan gangguan perilaku, gangguan IQ dan emosi janin di kemudian hari.

20. Uring-uringan Saat Hamil
Pada saat hamil, beberapa ibu ada yang lebih gampang tersulut emosinya sehingga mudah uring-uringan. Psikolog Debora Basaria menuturkan pada trimester pertama, yakni di awal pembentukan janin, pasti ada perubahan hormonal dalam diri seorang perempuan. Nah hal ini berdampak pada sensasi fisik seperti rasa mual, pusing, dan rasa tidak enak pada tubuh. Sensasi tidak menyenangkan inilah yang kemudian bisa berdampak pada kondisi emosi ibu. Penyebab kondisi emosi yang cenderung berfluktuasi saat kehamilan bisa disebabkan karena berbagai faktor baik internal maupun eksternal. Internal karena adanya perubahan hormonal (faktor biologis) dalam tubuh, siap atau tidaknya seorang perempuan untuk memiliki anak, dan juga sikap yang bersangkutan terhadap kehamilannya sendiri. Sedangkan faktor eksternal yang mempengaruhi bisa dari ada tidaknya support dari keluarga, status sosial ekonomi, dan kondisi lingkungan di sekitar.

Posting Komentar untuk "50 Fakta Kehamilan (BAGIAN 4)"