Bolehkah Ibu Hamil Berolahraga Di Awal Kehamilan?
Di awal Kehamilan ini, bolehkah ibu
hamil berolahraga? Menurut para ahli, ibu hamil tetap boleh berolahraga. Namun
tentu selama kehamilan tidak berisiko. Seperti apa kehamilan yang dianggap
berisiko? Diantaranya kehamilan dengan plasenta previa. Selama tidak
mengeluarkan vlek, boleh saja olahraga ringan, tapi bila sering perdarahan,
harus istirahat total. Pasien dengan kelainan jantung atau penyakit-penyakit
berat lainnya juga tidak disarankan berolahraga.
Ibu hamil yang kondisinya fit dan bugar,
silahkan melanjutkan hobinya berolahraga. Namun, tidak semua aktifitas fisik
boleh dilakukan di trimester pertama kehamilan. Ibu hamil tidak memerlukan
olahraga yang menitikberatkan pada kekuatan. Olahraga yang dibutuhkan ibu hamil
adalah yang sifatnya melenturkan dan membuat daya tahan tubuhnya bagus.
Bagi para ibu yang sebelum hamil sudah
terbiasa berolahraga akan memiliki keuntungan tersendiri. Stamina tubuh mereka
umumnya bagus dan tidak sering mengalami kontraksi dan keputihan. Bila
kebiasaan olahraga ini dilanjutkan selama kehamilan, perkembangan tubuh ibu dan
janin juga akan sehat.
Yang tidak disarankan adalah hobi ibu yang
menuntut latihan-latihan fisik berisiko tinggi, seperti body combat, diving dan
sebagainya. Begitu juga olahraga yang memiliki gerakan yang berbahaya bagi
janin, seperti melompat dan mengentak-entak, angkat beban, maupun lari.
Olahraga yang membebani otot perut juga sebaiknya tidak dilakukan.
Lakukanlah Olahraga Berikut Ini
Bagi ibu hamil yang baru mencoba berolahraga, pilihlah olahraga-olahraga yang ringan. Kuncinya lakukan secara bertahap dan perlahan, hanya 15 menit per sesi, dua atau tiga kali seminggu. Setelah itu bisa ditingkatkan menjadi 20-30 menit per sesi latihan. Sebelum mulai latihan, terlebih dahulu lakukan pemanasan. Bila di tengah latihan ibu merasa sesak napas, sakit atau keluar vlek, hentikan latihan dan konsultasikan pada dokter. Ada baiknya ibu mendapatkan persetujuan dokter terlebih dulu sebelum melakukan latihan fisik.
Kehamilan
di trimester pertama memang perlu mendapat perhatian lebih karena janin didalam
kandungan belum kuat sehingga mudah terjadi vlek dan keguguran. Karena itu
sekali lagi, latihan fisik yang menempatkan ibu pada risiko tinggi cidera harus
dihindari selama kehamilan. Berikut ini olahraga atau kegiatan fisik yang aman
dilakukan selama trimester pertama kehamilan :
Senam Aerobik Ringan. Latihan yang memacu
pernapasan dan detak jantung ini dapat meningkatkan kadar oksigen sehingga
supply oksigen ke janin juga makin lancar. Senam aerobik ringan juga akan
membakar kalori serta meningkatkan kualitas tidur. Bila dilakukan secara
teratur dapat mencegah sakit punggung dan memudahkan persalinan, mengurangi
risiko kelahiran prematur, mencegah ambein dan varises.
Jalan Kaki. Olahraga ini termasuk yang paling
murah dan praktis. Bisa dilakukan dimana saja dan kapan saja. Hanya
melangkahkan kaki, sambil menikmati pemandangan yang dilalui, tak terasa kalori
dalam tubuh akan terbakar tanpa melakukan kegiatan fisik yang berat. Namun,
untuk menghindari cidera, gunakan sepatu yang nyaman dan pastikan tali sepatu
terikat sempurna. Lakukan jalan kaki di pagi hari dimana cuaca masih
bersahabat. Hindari berjalan kaki di tengah cuaca yang panas dengan jarak yang
jauh, karena dapat membuat tubuh kepanasan dan dehidrasi.
Berenang. Berenang dapat menjaga kesehatan
jantung dan paru. Gerakan renang yang dinamis juga cukup efektif untuk melatih
otot-otot, terutama di bagian lengan dan kaki. Sedangkan untuk meningkatkan
kelenturan, renang juga melatih sendi sehingga mampu meminimalkan cidera dan
masalah keseimbangan tubuh. Selama trimester pertama, berenang selama 20 menit
yang dilakukan tiga kali seminggu akan membuat tubuh ibu tetap dalam kondisi
yang baik.
Bersepeda Statis. Kegiatan bersepeda dapat
dilakukan di trimester pertama. Dibandingkan dengan bersepeda di jalan raya,
bersepeda statis jauh lebih aman bagi ibu hamil karena tidak menghadapi jalan
yang berlubang dan resiko jatuh yang membahayakan kehamilan. Bersepeda statis
mencegah ibu dari cidera dan mengurangi ketegangan pada organ-organ kehamilan.
Hentikan latihan jika ibu merasa pusing atau merasa ingin pingsan.
Yoga dan Teknik Relaksasi. Yoga dan teknik
relaksasi dapat meningkatkan kemampuan fisik dan memberikan rasa nyaman, serta
menurunkan tingkat stres. Hal ini sangat dibutuhkan saat proses persalinan. Ada
banyak gaya yoga yang bisa dipilih, diantaranya iyengar yoga, yang menekankan
postur, keselarasan dan keseimbangan. Pada trimester kedua atau ketiga, dokter
mungkin akan mengatakan pada ibu untuk menghindari pose yoga yang mengharuskan
ibu untuk berbaring telentang.
Senam Pilates. Pilates adalah latihan yang
sangat baik dan aman untuk dilakukan selama trimester pertama dan seterusnya.
Pilates dapat memperkuat otot inti, mendukung postur tubuh yang baik, dan
mencegah sakit punggung setelah berat ibu meningkat. Pilates juga dapat
meningkatkan keseimbangan dan stabilitas, memperkuat otot-otot dasar panggul
dan mempercepat penurunan berat badan setelah melahirkan.
Stretching. Latihan ini aman dan dapat
dilakukan pada setiap trimester kehamilan karena tidak meningkatkan denyut
jantung sebanyak jalan kaki, misalnya. Stretching dapat mengurangi risiko
cidera dan komplikasi saat hamil maupun melahirkan. Stretching bisa dilakukan beberapa
kali setiap hari bahkan di tempat kerja sekalipun tanpa membutuhkan peralatan
khusus. Lathan ini juga bisa dilakukan sebelum dan setelah melakukan olahraga
lain.
Kegel. Senam
ini sangat baik untuk semua perempuan, terutama selama masa kehamilan. Kegel
dapat memperkuat otot dasar panggul dan otot-otot lainnya yang akan bekerja
saat proses melahirkan. Selain itu juga bisa menunjang postur tubuh dan
mengurangi rasa sakit, serta mencegah kelebihan berat badan selama kehamilan
dan setelah melahirkan.
Posting Komentar untuk "Bolehkah Ibu Hamil Berolahraga Di Awal Kehamilan?"