5 Jenis Kontraksi Saat Hamil dan Cara Mengatasinya
5 Jenis Kontraksi Saat Hamil dan
Cara Mengatasinya
Selamat
Datang diBlogg saya, semoga bermanfaat bagi kita semua… Kontraksi pada dasanya
tidak hanya dialami menjelang persalinan. Di beberapa kasus, seorang ibu hamil
dengan usia kandungan yang masih jauh dari due date pun bisa mengalami hal ini.
Seperti apa tanda kontraksi yang umum dialami ibu hamil? Perut yang terasa
kencang mulai dari bagian tengah ke bawah salah satuya. Kondisi tersebut tak
ayal memicu kekhawatiran terutama bagi wanita yang baru pertama kali
mengandung.
Oleh
karena itu, setiap calon ibu disarankan untuk lebih memahami beberapa jenis
kontraksi kehamilan sekaligus cara mengatasinya. Kontraksi sendiri dibagi
menjadi lima macam yaitu kontraksi dini, kontraksi palsu, kontraksi saat
berhubungan intim, kontraksi inersia, dan kontraksi persalinan. Lalu, apakah
perut kencang yang kamu alami itu benar-benar merupakan kontraksi atau hanya
pergerakan bayi dalam kandungan saja? Temukan penjelasan lengkapnya dari
masing-masing jenis kontraksi tersebut di bawah ini:
1. Kontraksi
Dini
Jenis
kontraksi kehamilan yang pertama adalah kontraksi dini. Kontraksi dini biasanya
terjadi saat awal kehamilan, yakni trimester pertama. Kondisi seperti ini
terjadi saat tubuh masih sedang dalam proses penyesuaian dengan berbagai
perubahan akibat adanya kehamilan. Jika kamu merasa perut terasa kencang di
usia kehamilan yang masih cukup muda, jangan khawatir. Jenis kontraksi tersebut
disebabkan oleh meregangnya jaringan ikat di sekitar rahim yang biasanya
diikuti oleh perut kembung, sembelit, dan kekurangan cairan. Jadi secara
keseluruhan, kontraksi dini masih tergolong normal. Satu hal yang patut
diwaspadai adalah bila kontraksi tak kunjung hilang dan disertai dengan adanya
bercak. Segeralah periksakan ke dokter untuk penanganan lebih lanjut.
2. Kontraksi
Palsu
Kontraksi
palsu atau Braxton Hicks umumnya sering terjadi pada kehamilan yang memasuki
usia 32-34 minggu. Jenis kontraksi ini berlangsung selama 30 menit sekali
dengan durasi sekitar 30 detik. Tanda seseorang mengalami kontraksi palsu
adalah munculnya nyeri perut dan terasa seperti kram saat menstruasi. Untuk
mengatasi kontraksi palsu, cobalah untuk merelaksasikan diri dengan berendam di
air hangat. Namun bila kontraksi ini semakin kuat dan interval semakin pendek,
maka bisa jadi jadwal persalinanmu sudah dekat!
3. Kontraksi
Saat Berhubungan Intim
Saat
baru pertama kali hamil, dokter kandunganmu pasti pernah mengingatkan untuk
tidak berhubungan suami-istri dulu hingga usia kehamilan memasuki bulan ke-4
dan sementara menghentikan aktivitas tersebut di bulan ke-8. Hal tersebut tidak
sepenuhnya salah, tapi juga tidak sepenuhnya benar karena sperma mengandung
hormon prostaglandin. Hormon ini bisa menyebabkan kontraksi pada rahim yang
berujung pada keguguran atau kelahiran bayi prematur.
4. Kontraksi
Inersia
Jenis
kontraksi kehamilan yang keempat ini kerap terjadi pada ibu dengan proses
persalinan yang lemah, pendek, atau tidak sesuai fase. Kontraksi inersia
disebabkan oleh kelainan fisik ibu, seperti kurangnya nutrisi dan gizi saat
hamil, anemia, hepatitis atau TBC, dan miom. Kontraksi intersia terdiri dari
tingkatan primer dan sekunder. Disebut primer apabila tidak ada kontraksi sama
sekali ketika hendak bersalin, sedangkan sekunder merupakan kontraksi kontraksi
yang awalnya bagus, kuat dan teratur tetapi setelah itu menghilang begitu saja.
5. Kontraksi
Persalinan
Terakhir
ialah kontraksi persalinan yang sesungguhnya. Menjelang persalinan normal,
sudah sepatutnya seorang ibu hamil mengalami jenis kontraksi ini. Kontraksi
persalinan biasanya berlangsung 3 kali dalam 10 menit dengan durasi 20 sampai
40 detik. Frekuensinya pun meningkat hingga lebih dari 5 kali dalam 10 menit.
Hal ini disertai pula dengan keluarnya lendir bercampur darah, pecahnya
ketuban, serta dorongan ingin mengejan. Kalau sudah begini, pergilah ke rumah
sakit karena tak lama lagi si kecil akan terlahir ke dunia!
Posting Komentar untuk "5 Jenis Kontraksi Saat Hamil dan Cara Mengatasinya"