Kesempurnaan Akhlak dalam Pergaulan Muslimah
Kesempurnaan
Akhlak dalam Pergaulan Muslimah
Mencari
wajah Allah semata adalah tujuan dalam segala amalan yang berpijak pada
bimbingan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wassalam. Termasuk di dalamnya adalah
masalah muamalah sesama kaum mukminin, dan secara khusus di sini adalah
muamalah (pergaulan) muslimah.
Seluruh
kebaikan akan didapatkan ketika seorang muslimah senantiasa berupaya
mempelajari dan memahami agamanya dengan benar. Allah subhanahu wa ta’ala
berfirman,
يُؤۡتِي ٱلۡحِكۡمَةَ
مَن يَشَآءُۚ وَمَن يُؤۡتَ ٱلۡحِكۡمَةَ فَقَدۡ أُوتِيَ خَيۡرٗا كَثِيرٗاۗ وَمَا يَذَّكَّرُ
إِلَّآ أُوْلُواْ ٱلۡأَلۡبَٰبِ ٢٦٩
“Allah
menganugerahkan al-hikmah (pemahaman yang dalam tentang al-Qur’an dan
as-Sunnah) kepada siapa yang dikehendaki-Nya. Barang siapa yang dianugerahi
hikmah, ia benar-benar telah dianugerahi karunia yang banyak, dan hanya
orang-orang yang berakallah yang dapat mengambil pelajaran (dari firman
Allah).” (al-Baqarah: 269)
Sungguh,
sebagaimana seseorang wajib mempelajari ilmu yang terkait dengan tata cara
peribadahan, seperti thaharah (bersuci), shalat, zakat, puasa, haji, dan
selainnya, wajib pula baginya mempelajari ilmu yang terkait dengan akhlak
karimah (akhlak mulia) ketika akan mengamalkannya. Dengan demikian, diharapkan
seorang muslimah berada pada prinsip yang benar, yaitu berilmu sebelum bertutur
dan berperilaku.
Kemuliaan Fitrah
Tinggal di Rumah
“Penjara,
menghilangkan kebebasan, tindakan kezaliman, melanggar hak asasi manusia….”
Demikian kicauan orang-orang jahil atau ungkapan musuh-musuh Islam dari
kalangan orang-orang kafir tentang fitrah tinggalnya kaum wanita di rumah-rumah
mereka.
Sejatinya,
fitrah ini merupakan syariat mulia dari Allah subhanahu wa ta’ala, sebagaimana
termaktub di dalam firman-Nya,
وَقَرۡنَ فِي بُيُوتِكُنَّ وَلَا تَبَرَّجۡنَ
تَبَرُّجَ ٱلۡجَٰهِلِيَّةِ ٱلۡأُولَىٰۖ
“Dan
hendaklah kalian (para wanita) tetap di rumah kalian, dan janganlah kalian
berhias dan bertingkah laku seperti orang-orang jahiliah yang dahulu.”
(al-Ahzab: 33)
Sebaik-baik
perkataan adalah perkataan Allah subhanahu wa ta’ala, dan sebaik-baik petunjuk
adalah bimbingan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wassalam.
Boleh Wanita Keluar dari Rumah karena
Suatu Keperluan
Ketika
wanita memiliki suatu keperluan yang mengharuskannya keluar dari rumah,
diperbolehkan baginya keluar dari rumah sekadar untuk memenuhi kebutuhannya
itu. Ada adab-adab yang harus diperhatikan pada saat ia keluar dari rumah, di
antaranya:
Memakai hijab syar’i.
Hal ini
tidak membedakan antara keluar yang sudah berjarak safar dan yang tidak sampai
pada jarak safar. Sangat disayangkan, sebagian wanita yang telah memakai hijab
syar’i tidak mengenakan hijab sempurna karena menganggap keluarnya dari rumah
belum sampai pada jarak safar.
Harus disertai mahram.
Ketika
seorang wanita keluar dari rumah pada kategori safar, wajib baginya disertai
mahram, apakah keluarnya itu dalam rangka berziarah (berkunjung) kepada karib
kerabatnya ataupun dalam rangka mencari ilmu, menghadiri kajian di majelis dan
halaqah ilmu, dan semisalnya.
Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wassalam bersabda,
لَا تُسَافِرُ امْرَأَةٌ إِلَّا مَعَ ذِي
مَحْرَمٍ
“Tidak
diperbolehkan seorang wanita melakukan safar kecuali harus bersama mahramnya.”
(HR. al-Bukhari dari ‘Abdullah bin ‘Abbas radhiyallahu ‘anhu)
Adab Seorang Wanita Saat Berbicara
Yang kami
maksudkan dalam bahasan ini adalah ketika ia berbicara kepada laki-laki yang
bukan mahramnya, ketika ada suatu keperluan. Allah subhanahu wa ta’ala telah
memperingatkan para wanita (meskipun yang disebutkan dalam ayat ini adalah
istri-istri Nabi), sebagaimana di dalam firman-Nya,
يَٰنِسَآءَ ٱلنَّبِيِّ
لَسۡتُنَّ كَأَحَدٖ مِّنَ ٱلنِّسَآءِ إِنِ ٱتَّقَيۡتُنَّۚ فَلَا تَخۡضَعۡنَ بِٱلۡقَوۡلِ
فَيَطۡمَعَ ٱلَّذِي فِي قَلۡبِهِۦ مَرَضٞ وَقُلۡنَ قَوۡلٗا مَّعۡرُوفٗا ٣٢
“Hai
istri-istri Nabi, kalian tidaklah seperti wanita yang lain jika kalian
bertakwa. Maka dari itu, janganlah kalian tunduk dalam berbicara sehingga
berkeinginanlah orang yang ada penyakit dalam hatinya, dan ucapkanlah perkataan
yang baik.” (al-Ahzab: 32)
Jauhi Hal-hal yang Menjadikan Wanita
Mayoritas Penghuni Neraka
Saudariku,
para pembaca, rahimakumullah….
Sifat suka
melaknat dan kufur (ingkar) terhadap keutamaan dan kebaikan suami adalah dua
hal yang disebutkan oleh Nabi n sebagai sebab para wanita menjadi mayoritas
penghuni api neraka, sebagaimana dalam hadits yang diriwayatkan oleh al-Imam
Muslim dari ‘Abdullah bin ‘Umar radhiyallahu ‘anhu.
Di Antara Akhlak-akhlak Mulia dan
Akhlak-akhlak tercela di Dalam Pergaulan
Selain hal
yang disebutkan di atas, masih banyak akhlak mulia yang hendaknya disandang
oleh wanita di dalam pergaulan, baik yang terkait dengan lisannya maupun dengan
perilakunya. Di antaranya adalah menjaga suaranya, tidak banyak mengeluh, tidak
banyak bersumpah, tidak mengatakan kepada manusia selain kebaikan, menahan
ucapan, dan menjauhkan diri dari perdebatan
Jalinlah Selalu Hubungan Kekerabatan
Kerabat yang
wajib diutamakan untuk diperlakukan dengan baik adalah kerabat terdekat, yaitu
kedua orang tua. Bermuamalah dengan kedua orang tua dibahas dalam bab birrul
walidain (berbakti kepada kedua orang tua). Ringkasnya, wanita yang
berkedudukan sebagai anak wajib memiliki adab-adab yang baik sesuai dengan
bimbingan syariat agama yang mulia ini.
Posting Komentar untuk "Kesempurnaan Akhlak dalam Pergaulan Muslimah"