Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

KUTU BUSUK, AKU MUSUHMU !


KUTU BUSUK, AKU MUSUHMU !

Betul, lebaran hari raya Idul Fitri tahun ini betul-betul berbeda dibanding tahun-tahun sebelumnya. Sejak masih belum masuk sekolah dasar, saya sekeluarga beserta handai taulan dan tetangga di kampung halaman selalu menyambut lebaran dengan suka cita dan riang gembira. Tidak main-main, menyambutnya dilakukan dengan persiapan khusus. Mulai dari beli baja bara, celana baru, sandal baru, kopiah baru dan masih banyak lagi.

Tak ketinggalan rumah dihias, dipercantik dan dibersihkan sedemikian rupa. Semua demi menyambut tamu yang datang bersilaturahmi ke rumah kami. Meski rumah kami rumah kayu, lantai dipel sebersih mungkin, langit-langit rumah selalu dipastikan lepas dari sarang laba-laba. Dinding rumah yang terbuat dari cacahan bambu, juga tidak luput kami bersihkan. Sisi dalamnya dan luar selalu kami cat ulang dengan kapur.

Kamar tidur juga demikian, sprei kami ganti, kelambu juga demikian, sarung bantal, sarung guling juga diperlakukan sama. Ruang dapur juga demikian, dipastikan tidak ada jelaga yang menempel diatas perapian berbahan kayu bakar itu. Kamar mandi juga demikian, ruang makan apalagi. Semua pasti kami bersihkan.

Bagaimana dengan ruang tamu. Hemmm jangan ditanya ini jauh lebih utama untuk dibersihkan, karena ruang tamu kami adalah perwakilan wajah dan harga diri kami. Ruang tamu harus betul-betul bersih dan dipastikan kinclong. Lantai bersih, karpet plastik bersih, ada vas bunga dan asbak diatas meja, bersanding dengan jejeran toples makan ringan dan kue kering. Tak lupa kaleng wafer dan biscuit khon guan. 

Tak hanya itu, kursinya yang berbusa empuk itu juga sangat kami perhatikan, mendapatkan perlakuan khusus. Saat matahari dipastikan akan bersinar terik, semua kursi kami angkat ke halaman rumah untuk dijemur seharian penuh. Sebelum dijemur, kursinya kami semprot dengan air rendaman daun dan batang sereh ditambah sirih. Tujuannya apa, ya untuk mengusir para barisan kutu busuk yang jadi tamu gelap dibalik kain kursi sofa tersebut.

Sebagai anak laki-laki pertama dan juga cucu laki-laki pertama di keluarga besar kami (dari pihak ibu) pekerjaan “membunuh” kutu busuk itu menjadi ladang rejeki pribadi saya menjelang lebaran idul fitri. Paman dan bibi, serta kakek nenek pasti akan selalu memanggil saya untuk mengerjakan pekerjaan ini. Selain karena harus diangkat, harus disemprot, juga harus ditungguin dari serangan ayam, kucing yang bisa saja tiba-tiba nangkring diatasnya. Begitu juga menjaganya dari paparan debu akibat tiupan angin. Makanya setiap setengah jam sekali, saya harus menggebuk bisa sofa ini, agar debunya keluar dan beterbangan pergi. 

Jadi, mirip-mirip pekerjaan jasa pembasmi kutu busuk-lah saya ini, tiap jelang lebaran. Setelah pekerjaan selesai, kursi sudah diangkut masuk rumah lagi. Maka rupiah, makanan dan bingkisan pun akan mengalir ke tangan dan saku saya. Alhamdulillah, berkas ramahdhan, berkah lebaran.

Di lebaran tahun, meski suasananya berbeda. Semua pekerjaan diatas tetap saya lakukan, dengan dibantu anak saya. Dikerjakan sambil menceritakan kisah diatas. Setiap satu gebukan di kursi, anakku akan berteriak "Kutu Busuk, Aku Musuhmu". Regenerasi mungkin.

Posting Komentar untuk "KUTU BUSUK, AKU MUSUHMU !"