Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Plus Minus Kuliah Online di Masa Pandemi

Karena “ulah” Mas Covid dan Mbak Corona, semua anak sekolah dan mahasiswa sedunia dipaksa melakukan proses belajar mengajar secara online. Masa itu sudah berlangsung hampir dua tahun. Berakhirnya entah kapan. Kini semua lini kehidupan termasuk sektor pendidikan menjadi harus bersahabat dengan camera dan video, kebutuhan paket data internet juga makin tinggi kebutuhannya karena pandemic ini. Jadilah kita semua menjadi terbiasa dengan kuliah online dan belajar online. Bahkan bukan tidak mungkin kedepan, ini akan menjadi kebiasaan yang tidak lagi bisa dihilangkan. Bahkan beberapa institusi pendidikan sudah mencanangkan untuk menyelenggarakan pola belajar yang hybrid, omni chanel. Belajar tatap muka dan belajar dengan online learning akan dipadukan untuk bersinergi.

"Kuliah online itu ada enaknya ada juga ga enaknya, enaknya biaya lebih murah. Tidak ada lagi uang transport untuk ke kampus. Tidak enaknya, jadi gak ada uang jajan dari nyokab bokap, karena disuruh makan di rumah aja, wkwkwkkw” kelakar Baiq Silvia mahasiswi kebidanan dari Lombok, yang saat ini menempuh kuliah di Yogyakarta. 


“Ada nyebelinnya juga sih, tapi lebih pada teledornya saaya sendiri. Jadwal sering ke-skip sampai - sampai lupa absen. Belum lagi tugas kuliah online yang diberikan dosen summa naudzu billah, gak kira-kira, mana penjelasannya kurang, ungkap Adrian Lamadai salah satu Mahasiswa Universitas di Manado.

Bagi mahasiswa, kelebihan yang paling terasa adalah mereka bisa kuliah sambil mencuri-curi waktu dengan aktivitas lain seperti bekerja part time dan freelance. Tapi tentu saja ini tidak mudah dan tidak segampang yang dibayangkan, harus pintar-pintar bagi waktu untuk menyelesaikan tugas kuliah dan pekerjaan, belum lagi agenda menyapa pacara yang kadang lebih penting dibanding menyapa orang tua.


Meskipun mayoritas mahasiswa sudah nyaman dengan kuliah online, tetap saja ada yang kurang. Ada yang membosankan, bosan melakukan segala sesuatu di rumah saja. Tidak ada lagi peluang untuk melakukan interaksi dan komunikasi secara langsung dengan dosen dan sesama mahasiswa. Kuliah offline atau tatap muka akan selalu menjadi pilihan yang tepat karena dari segi penyampaian materi kuliah pun lebih mudah dipahami, tanpa gangguan lain seperti saat kuliah online.

Belum lagi masalah krusia; yang paling sering dihadapi saat kuliah online adalah sinyal internet yang tidak stabil, tidak memiliki kuota yang mencukupi, hingga rasa kantuk yang seringkali menghampiri. Tak jarang juga, gangguan dari luar. Seperti saat kuliah tiba-tiba dipanggil orang tua, diusulin adik hingga kokok ayam di belakang rumah. Saat kuliah tatap muka, bersosialisasi dengan banyak orang bisa meredakan perasaan jenuh dan lelah karena tugas yang menumpuk. Mahasiswa juga bisa saling bertukar informasi dan berbagai cerita sehingga secara tidak langsung membantu mengembalikan semangat.

“Menurut saya ya perbedaannya terletak pada model interaksinya aja kok. Dulu nih yah, habis kuliah tatap muka kita bisa nongkrong dulu, bisa berdiskusi langsung dengan temen kuliah. Nah kalo kuliah online? Kayaknya kita dipaksan menjadi generasi text books, apa-apa cari taunya melalui Google,” kata Andi Tonra, mahasiswa kedokteran di UHAMKA Jakara asal Makassar.

Dia juga berpendapat untuk ukuran efektivitas belajar, kuliah online dan offline sama saja, tergantung dari mahasiswa yang bersangkutan. Sebab, lanjut Andi Tonra, yang membedakan hanya lokasi si dosen dan mahasiswa. “Untuk pemahaman saya rasa sangat jelas ya, intinya balik lagi ke pribadinya mau mendengarkan apa tidak, mau interaktif atau tidak “ Tukasnya.

Online learning bagi saya gak masalah kok, saat ini saya mengisi waktu luang saya dengan magang di perusahaan Bapak saya”. Cerita Ni Made Cintya, mahasiswa asal Bali yang menempuh kuliah jurusan manajemen pemasaran di UMY Yogyakarta. “Daripada saya bengong di kos-kosan nunggu jadwal kuliah online berikutnya, mending saya gunakan untuk nambah pengalaman dengan menjadi personal asisten bapak saya”, tambah Cintya. Ia juga mengakui bahwa capeknya memang menjadi berlipat, tapi hari-hari dilalui rasanya justru bermanfaat dan gak membuat mager unfaedah.

Posting Komentar untuk "Plus Minus Kuliah Online di Masa Pandemi"